Kamis, 16 April 2020

Contoh Cerita Fantasi Nasihat Bijak Pahlawan: Wejangan Pak Dirman

Salah satu bagian dari materi teks cerita fantasi yang terdapat dalam buku teks Bahasa Indonesia kelas 7 adalah menulis cerita fantasi. Dengan mampu menulis teks cerita fantasi dengan struktur yang tepat, berarti siswa sudah mampu memahami materi teks cerita fantasi.

Teks cerita fantasi yang mampu ditulis tentu harus memenuhi kriteria teks cerita fantasi yang sesuai. Mulai dari struktur teks yang tepat, yaitu terdiri dari orientasi, komplikasi, dan resolusi. Ciri bahasa teks fantasi yang sesuai. Juga muatan cerita yang mengandung fantasi. Hingga berkaitan dengan alur cerit yang menarik serta memiliki makna (amanat) yang positif.

Dalam buku teks Bahasa Indonesia untuk SMP kelas 7 yang berkaitan dengan cerita fantasi. Sudah diberikan beberapa alternatif judul. Ada yang bercerita tentang kepahlawanan, masa kemerdekaan, hingga masa kerajaan-kerajaan nusantara.



Untuk kesempatan kali ini, contoh teks cerita fantasi yang diberikan berikatian dengan judul: Nasihat Bijak Pahlawan.

Sebelum kita berikan contoh teks cerita fantasi tentang nasihat pahlawan. Kita bisa menguraikan berdasarkan judul.

Salah satu kriteria orang bisa diangkat sebagai pahlawan (menurut versi pemerintah), salah satu syaratnya adalah sudah meninggal. Nah, berarti mudah mencari hal fantasi (ketidakmasukakalan) yang bisa kita gunakan dalam cerita.

Kita bisa kembali ke masa lalu, menemui sang pahlawan yang akan memberikan nasihat. Berarti jika kita buat cerita seperti itu, ceritnya latar lintas waktu dengan kembali ke masa lalu. Bisa juga dengan latar cerita waktu sezaman, kita buat sang pahlawan yang datang ke masa kini. Berarti hal ajaib yang ada dalam cerita adalah hidup kembalinya seorang pahlawan yang telah meninggal.

Nah, untuk lebih jelasnya. Mari kita lihat contoh teks cerita fantasi berikut ini. Yang mengambil tokoh Pak Dirman (Jenderal Besar Panglima Soedirman) sebagai tokoh pahlawan yang memberikan nasihat.

Nasihat Bijak Pahlawan Jenderal Soedirman

Dua orang anak sedang mengerjakan tugas sekolah. Mereka harus menyelesaikan tugas lagi. Padahal kemarin baru saja mengikuti perkemahan. Sebenarnya mereka berdua merasakan kelelahan yang sangat. Tapi tetap saja mereka kerjakan tugas 'Merangkum Biografi Pahlawan' yang diberikan oleh guru IPS.

"Kita harusnya sudah pulang, jadi belum pulang. Gara-gara ada tugas tambahan yang banyak ini," gerutu Ababal. Sementara Jatmiko sibuk mencari biografi siapa yang ada di perpustakaan sekolahnya itu.

"Aku juga payah ini. Kita baru mewakili sekolah dalam perkemahan. Eh, sudah ada tugas banyak begini. Tapi gimana lagi. Sudah tugas." Jatmiko menjawab sambil mengambil sebuah buku biografi yang tebal.

Sambil bermalas-malasan, mereka berdua membuka buku Biografi itu. Sama sekali tidak bersemangat. Hingga terdengar suara asing yang sangat berat. "Mengapa kalian tidak semangat?"

Mendengar suara itu, Ababal dan Jatmiko kebingungan. Mencari tahu asal suara. Akhirnya mereka sadar, suara itu berasal dari dalam buku Biografi. Dalam salah satu buku biografi tersebut, ada sebuah potret Jenderal Soedirman. Yang bisa berbicara. Mereka seolah sedang melakukan panggilan video dengan Jenderal Soedirman.

"Perjuangan kalian, yang berkemah dan mengerjakan tugas ini sangat ringan. Dibanding perjuangan kami mempertahankan kemerdekaan. Dengan hanya satu paru-paru, saya tetap memimpin perjuangan bersenjata. Perang melawan penjajah. Saya tinggalkan kondisi nyaman sebagai seorang guru. Memilih menjadi prajurit. 

Kami di sini, mengorbankan semua yang kami punya. Harta, benda, keluarga kami tinggalkan. Bukan untuk dipuji. Mendapatkan penghargaan. Tapi demi keadilan. Demi masa depan bangsa.

Kalian hanya bertarung dengan kelelahan. Kalian hanya mengorbankan waktu bermain untuk mengerjakan tugas. Itu semua demi kalian sendiri, di masa depan. Bandingkan dengan kami. Bahkan ada yang gugur, terbunuh saat berperang melawan penjajah."

Selama Potret Jenderal Soedirman memberikan nasihat, Ababal dan Jatmiko terdiam. Takzim mendengarkan.

"Sekarang, segeralah bangun. Catat semua kisah yang tadi kuceritakan kepada kalian. Jadilah pejuang sejati. Untuk diri sendiri, keluarga, dan bangsa kalian."

Mendengar nasihat terakhir dari Pahlawan besar itu, Ababal dan Jatmiko seperti orang kesurupan. Tangan mereka menulis secepat kilat. Menyelesaikan tugas merangkum biografi pahlawan. Tidak sampai 5 menit, dua halaman kertas folio sudah berisi rangkuman biografi Jenderal Soedirman.

Ketika mencari lagi potret Jenderal Soedirman yang ada dalam buku biografi, Ababal dan Jatmiko tidak lagi mendapati foto yang berbicara. Hanya mendapati foto Jenderal Soedirman menghadap Presiden Soekarno. Dalam foto itu muncul tulisan bergantian, "Kangmas, Istirahat saja. Kan sedang sakit. Jangan bergerilya." Muncul di atas foto Soekarno.

Kemudian, di atas foto Jenderal Soedirman muncul tulisan, "Yang sakit itu Soedirman. Panglima Besar tidak pernah sakit."

Sejak saat itu, Ababal dan Jatmiko berani mengutip perkataan itu. "Ababal dan Jatmiko boleh lelah, tapi sebagai siswa kami akan selalu berjuang."

Setelah itu, mereka pulang dengan penuh semangat. Meski mereka tetap merasa kelelahan.

Demikian contoh cerita fantasi nasihat bijak pahlawan. Yang mungkin bisa menginspirasi untuk membuat teks cerita fantasi baru yang sejenis. Selamat menulis cerita fantasimu. Jangan lupa klik dan baca teks cerita fantasi lain dalam blog ini ya.